Asal Usul Tradisi Tahun Baru Imlek
Waktu berlalu begitu cepat, awal tahun baru pun tiba dan saat ini kita telah berada di pertengahan bulan Januari. Kurang dari satu bulan, libur nasional dalam rangka hari besar Tahun Baru Imlek yang dirayakan oleh sebagian besar masyarakat keturunan etnis Tionghoa akan tiba.
Di tahun 2018, Tahun Baru Imlek jatuh pada tanggal 18 Februari. PROCHIZlovers, kamu pasti bertanya – tanya, mengapa tahun baru Imlek selalu berbeda setiap tahunnya? Mengobati rasa penasaran kamu, pada artikel ini PROCHIZ akan memberikan pencerahan mengenai tradisi dan sejarah selebrasi awal tahun versi masyarakat Tionghoa.
Imlek berasal dari pelafalan Hokkien yang mengandung arti Kalender Tionghoa. Masyarakat keturunan Tionghoa, khususnya yang menetap di Tiongkok, menjadikan Imlek sebagai salah satu alat perhitungan tanggal selain kalender masehi yang menjadi rujukan sistem penanggalan internasional.
Imlek memadukan sistem penanggalan kalender bulan dan kalender matahari, yang dikenal dengan istilah sistem penanggalan lunisolar. Metode perhitungannya berbeda dengan kalender masehi, dimana perhitungan bulan mengacu pada rotasi bulan. Dalam satu tahun terdapat 12 bulan, akan tetapi setiap tiga atau dua tahun sekali terdapat tahun yang memiliki ‘bulan ganda.’
Dari segi tradisi, Masih belum diketahui secara pasti permulaan perayaan Tahun Baru Imlek, ada berbagai kisah yang menceritakan asal usul perayaannya. Sebuah cerita rakyat mengisahkan bahwa selebrasi tahun baru merupakan rangkaian dari upacara keagamaan di masa Dinasti Shang, pada tahun 1766 hingga 1122 sebelum masehi. Pada permulaannya, selebrasi tahun baru jatuh pada pertengahan musim dingin hingga awal musim panas.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sistem penanggalan matahari semakin maju, dan Kaisar Wu dari Dinasti Han menentukan hari pertama dari bulan pertama sebagai awal tahun, yang masih dijadikan rujukan hingga saat ini.
Salah satu tradisi penting dalam perayaan Tahun Baru Imlek adalah makan malam pada malam tahun baru. Tradisi ini mengumpulkan seluruh anggota keluarga yang bahkan tinggal jauh dari rumah, seperti acara reuni keluarga. Makanan yang dihidangkan biasanya ikan dan siomay.
Dua makanan ini melambangkan kemakmuran. Ada pula berbagai makanan lain yang dihidangkan, sesuai dengan selera pribadi dan keinginan masing – masing keluarga yang merayakan. Di era modern, tidak sedikit yang menambahkan hidangan kebaratan seperti kue keju. Makan malam di malam tahun baru cenderung diselenggarakan di rumah ketimbang di restoran bagi mayoritas masyarakat keturunan etnis Tionghoa.
Yang tidak kalah penting dalam perayaan Tahun Baru Imlek adalah kembang api. Dari cerita kuno, kembang api konon digunakan untuk mengusir segala roh – roh jahat, dan bagi siapa yang menyalakan kembang api pertama kali di awal tahun, akan memperoleh keberuntungan sepanjang tahun.
Demikian asal usul tradisi Tahun Baru Imlek yang dirayakan oleh masyarakat etnis Tionghoa.