Mengenal Nian Gao, Kue Imlek Yang Memiliki Makna Mendalam

Nian gao atau kue keranjang adalah kue imlek yang terbuat dari beras ketan bertekstur kenyal dengan cita rasa manis. Kue keranjang sebenarnya dapat dikonsumsi sepanjang tahun, namun kue ini cenderung populer saat Tahun Baru Imlek. Kue Nian gao memiliki makna keberuntungan yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti “tahun yang lebih tinggi.”

Kata ‘nian’ memiliki arti lengket dan ‘gao’ berarti kue. Kue keranjang masuk ke dalam jenis kue beras yang identik dengan tekstur kenyal dan lengket. Kue Imlek ini dipercaya sebagai bentuk persembahan kepada Dewa Dapur, yang bertujuan untuk membuat lengket mulutnya sehingga tidak bisa menyumpahi manusia dengan hal-hal buruk. Kue keranjang juga cenderung dihidangkan saat musim Festival Duanwu.

Kue keranjang dijadikan sebagai hadiah pada Tahun Baru Imlek lengkap dengan stiker bertuliskan kanji mandarin yang berarti kemakmuran. Karena diberikan sebagia hadiah, kue Imlek ini memiliki berbagai bentuk dengan kemasan yang unik sesuai dengan perayaan Tahun Baru Imlek.

Kue Imlek yang bentuknya seperti dodol ini hanya diproduksi setahun sekali di Indonesia. Ada beberapa industri rumahan seperti di Tegal, Jawa Tengah. Tekstur dan daya tahan kue keranjang yang disantap saat Imlek pun punya arti filosofi. Kekenyalan yang terasa merupakan simbol dari sebuah kegigihan, keuletan, daya juang, dan perasaan pantang menyerah untuk meraih tujuan hidup.

Karena itulah, pesan untuk berjuang hingga akhir menjadi satu hal yang begitu terekam bagi masyarakat Tionghoa saat menyantap kue keranjang.

Tak hanya itu, dalam kue keranjang juga muncul pesan kesetiaan dan sikap saling menolong. Dengan demikian, diharapkan ketika waktu terus berjalan, rasa kekeluargaan akan selalu terjalin dengan baik.

Proses pembuatan kue keranjang juga punya makna. Sebab, waktu pengerjaan yang begitu lama, yaitu sekitar 11-12 jam menuntut kesabaran, keteguhan hati, serta cita-cita untuk mendapatkan hasil maksimal.