Mengenal Tradisi Chinese New Year Dan Asal Usulnya
Sebentar lagi Chinese New Year atau Tahun Baru Imlek akan segera tiba. Hari besar masyarakat Tionghoa akan dirayakan pada tanggal 5 Februari 2019 pada tahun ini. Prochiz Lovers yang berasal dari keturunan Tionghoa, sudahkah kamu bersiap-siap menyambut hari spesial ini?
Selain membahas tentang makanan yang biasa dihidangkan saat perayaan Chinese New Year, mari kita mengenal terlebih dahulu asal usul tradisi Chinese New Year yang setiap tahunnya menjadi libur nasional bersama.
Imlek berasal dari pelafalan Hokkien yang mengandung arti Kalender Tionghoa. Masyarakat keturunan Tionghoa, khususnya yang menetap di Tiongkok, menjadikan Imlek sebagai salah satu alat perhitungan tanggal selain kalender masehi yang menjadi rujukan sistem penanggalan internasional.
Imlek memadukan sistem penanggalan kalender bulan dan kalender matahari, yang dikenal dengan istilah sistem penanggalan lunisolar. Metode perhitungannya berbeda dengan kalender masehi, dimana perhitungan bulan mengacu pada rotasi bulan. Dalam satu tahun terdapat 12 bulan, akan tetapi setiap tiga atau dua tahun sekali terdapat tahun yang memiliki ‘bulan ganda.’
Dari segi tradisi, Masih belum diketahui secara pasti permulaan perayaan Tahun Baru Imlek, ada berbagai kisah yang menceritakan asal usul perayaannya. Sebuah cerita rakyat mengisahkan bahwa selebrasi tahun baru merupakan rangkaian dari upacara keagamaan di masa Dinasti Shang, pada tahun 1766 hingga 1122 sebelum masehi. Pada permulaannya, selebrasi tahun baru jatuh pada pertengahan musim dingin hingga awal musim panas.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sistem penanggalan matahari semakin maju, dan Kaisar Wu dari Dinasti Han menentukan hari pertama dari bulan pertama sebagai awal tahun, yang masih dijadikan rujukan hingga saat ini.
Salah satu tradisi penting dalam perayaan Tahun Baru Imlek adalah makan malam pada malam tahun baru. Tradisi ini mengumpulkan seluruh anggota keluarga yang bahkan tinggal jauh dari rumah, seperti acara reuni keluarga. Makanan yang dihidangkan biasanya ikan dan siomay.
Dua makanan ini melambangkan kemakmuran. Ada pula berbagai makanan lain yang dihidangkan, sesuai dengan selera pribadi dan keinginan masing – masing keluarga yang merayakan. Di era modern, tidak sedikit yang menambahkan hidangan kebaratan seperti kue keju. Makan malam di malam tahun baru cenderung diselenggarakan di rumah ketimbang di restoran bagi mayoritas masyarakat keturunan etnis Tionghoa.
Yang tidak kalah penting dalam perayaan Tahun Baru Imlek adalah kembang api. Dari cerita kuno, kembang api konon digunakan untuk mengusir segala roh – roh jahat, dan bagi siapa yang menyalakan kembang api pertama kali di awal tahun, akan memperoleh keberuntungan sepanjang tahun.
Demikian asal usul tradisi Chinese New Year yang dirayakan oleh masyarakat etnis Tionghoa.