Perjalanan Makaroni Schotel di Indonesia
Dugaan bahwa makaroni schotel yang dikenal di Indonesia berasal dari Belanda, sulit untuk dibantahkan. Pasalnya kata ‘schotel’ sudah jelas milik Bahasa Belanda. ‘Schotel’ artinya ‘hidangan. Dari penamaannya dapat disimpulkan bahwa makaroni schotel merupakan sebuah kesatuan jenis hidangan. Tentu kita tak aneh karena kita biasanya menyantap makaroni sebagai satu jenis masakan yakni makaroni schotel.
Lain dengan negara Itali, makaroni merupakan satu jenis pasta yang berfungsi sebagai penyedia kabohidrat sama seperti fungsi nasi di Indonesia. Namun toh ada nasi goreng yang merupakan satu jenis hidangan bukan? Kira-kira seperti itulah gambaran makaroni schotel. Makaroni schotel berbahan dasar makaroni, daging asap, kornet atau daging cincang, keju cheddar, susu cair, bawang bombay, bawang putih, mentega, telur, biji pala, lada, garam, gula.
Penamaan makaroni schotel berbeda-beda di tiap negara. Makanan menyerupai makaroni schotel kadang disebut casserole, pudding, frittata, makaronilaatikko, imqarrun, dan berbagai nama lainnya. Meskipun berbeda-beda nama, bentuk, bahan, cara memasak dan rasanya hampir mirip dengan makaroni schotel yang kita kenal.
Dugaan lain mengenai makaroni schotel adalah, orang Belanda sering memasak hidangan ingin karena tidak rumit dan dapat mencukupi nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Bagaimana tidak, di dalam makaroni schotel terdapat keju, susu, daging dan bahan bergizi lainnya. Makaroni ini pun dapat bertahan cukup lama jika dibandingkan mengolah pasta sebagai karbohidrat.
Melihat bahwa orang Belanda datang ke Indonesia umumnya dalam kegiatan bertugas, mereka jelas membutuhkan makanan seperti makaroni schotel ini. Makaroni schotel dimasak dengan satu kali proses yakni cara dipanggang bersama bahan lain. Orang Belanda saat itu juga belum tentu langsung ‘cocok’ dengan makanan Indonesia, oleh karena itu makaroni schotel adalah masakan mudah yang ramah dengan perut mereka. Bahan membuat makaroni schotel juga mudah didapat di Indonesia saat itu, meskipun waktu itu makaroni belum populer.
Negara-negara di asia lainnya mengenal makaroni juga dari negara-negara barat. Di wilayah berpopulasi masyarakat etnis tiongkok yang besar yang terbuka terhadap budaya barat; seperti Hongkong, Makau, Malaysia, dan Singapura, umumnya menggunakan makaroni pada masakan lokal. Biasanya makaroni digunakan di dalam sup, yang tentu saja akan dianggap aneh oleh masyarakat barat.
Kebiasaan masyarakat Indonesia menggunakan makaroni sebagai tambahan di dalam sup, bisa jadi tidak dibawa oleh Belanda, melainkan dibawa oleh masyarakat Etnis Tiongkok yang dipengaruhi oleh budaya barat. Saat ini masyarakat sudah dapat dengan mudah mengolah makaroni untuk berbagai hidangan. Dengan perkembangan budaya siber (internet) penggunaan makaroni oleh masyarakat Indonesia tak cuma diolah sebagai schotel. Kita saat ini dengan mudah dapat menulusuri jejak perkembangan resep makaroni dari asalnya. Kita juga dapat dengan mudah mengolah makaroni menjadi berbagai menu makanan.
Baca Juga: Mozzarella pada Makaroni Panggang